WHO Tetapkan Tuberkulosis Sebagai Penyakit Menular Paling Mematikan Dr.Bram Sembiring : Jangan Takut untuk Berobat Tuberkulosis Bisa Sembuh

Ilustrasi Tuberkulosis Paru
Medan 22 November 2024 – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa Tuberkulosis (TB) telah mengambil alih posisi sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia, mengalahkan COVID-19. Dalam laporan terbaru, WHO mencatat bahwa pada tahun lalu, sekitar 10,8 juta orang terjangkit TB, dengan 1,25 juta di antaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Hal ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi dalam pengendalian TB, terutama di negara-negara dengan beban tinggi seperti Indonesia.
Data dan Fakta Mengenai Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Gejala umum TB aktif meliputi batuk berkepanjangan, demam, penurunan berat badan, dan berkeringat malam. WHO menyebutkan bahwa lebih dari separuh kasus TB global ditemukan di lima negara: India (26%), Indonesia (10%), China (6,8%), Filipina (6,8%), dan Pakistan (6,3%).
Situasi TBC di Indonesia
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah kasus TB, dengan sekitar 824 ribu kasus baru setiap tahunnya dan 93 ribu kematian akibat penyakit ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, tantangan dalam diagnosis dan pengobatan masih sangat besar. Penurunan layanan kesehatan akibat pandemi COVID-19 juga berkontribusi pada peningkatan kasus TB di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Imbauan dari Dr. Bram Natanael Sembiring
Dr. Bram Natanael Sembiring, seorang dokter praktisi di Klinik Simpang Pemda dalam pelayanan kesehatan primer, menghimbau masyarakat untuk tidak menganggap Tuberkulosis sebagai sebuah aib.
"Tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan sepenuhnya jika didiagnosis dan diobati secara tepat. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang merasa malu atau takut untuk memeriksakan diri, sehingga penyakit ini sering terdeteksi terlambat. Saya mengajak seluruh masyarakat, terutama yang mengalami gejala seperti batuk berkepanjangan atau berkeringat malam, untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Jangan abaikan kesehatan Anda, dan ingat, pengobatan TB itu gratis di fasilitas kesehatan pemerintah," ungkapnya.
Dr. Bram juga menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam mendukung pasien TB untuk menjalani pengobatan hingga tuntas. Hal ini sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan penyebaran penyakit di lingkungan sekitar.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Dalam menghadapi situasi ini, WHO merekomendasikan beberapa langkah pencegahan yang harus diambil oleh negara-negara dengan beban tinggi TB. Di Indonesia, penting untuk melakukan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) bagi individu yang terinfeksi laten dan menjaga kesehatan masyarakat melalui program vaksinasi serta peningkatan kesadaran tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Raden Rara Diah Handayani dari Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa 30%-50% orang yang tinggal serumah dengan pasien TB dapat mengalami infeksi laten. Oleh karena itu, pencegahan melalui pemberian obat seperti rifampicin dan isoniazid selama periode tertentu menjadi sangat penting.
Kesimpulan
Pernyataan WHO mengenai TB sebagai penyakit menular paling mematikan menuntut perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat global. Di Indonesia, upaya untuk mengendalikan TB harus diperkuat melalui peningkatan akses terhadap diagnosis dan pengobatan serta kampanye kesadaran untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan angka kematian akibat TB dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat dapat ditingkatkan. Jangan ragu untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan, karena TB bukanlah aib, melainkan sebuah kondisi medis yang membutuhkan perhatian bersama.